HARAPAN
Ketika berjuta impian datang
Mencoba bergelut dalam angan-angan
Cinta dan kasih hanyalah khayalan
Menebar dalam gelombang pengharapan
Ketika mata terbelalak mencari sinar
Lantunan nada demi nada tak terdengar
Hanya sebuah harapan segar
Yang terdengar sangat samar-samar
Andai langkah tak terhenti
andai kata tak berbisik
Dengan sebuah harapan tipis
Yang bersembunyi di balik jeruji besi
Asa,,,,,,,,,,,,,,,
Harapan yang melambung jauh
Dari tangan yang tak bisa membahu
Dengan uasaha mencari tahu
Nilai dari sebuah harapan baru
Kehilafanku
Aku mencoba berpikir
menyusuri tepian kata-kata
menyibak makna dibalik celoteh
antara pujian dan sindiran
Dan ketika kutahu cemooh adalah racun
indah kurasa apabila tak ada spekulasi
yang menjadikan dedaunan enyah oleh sang bayu
menyatu dalam sendi-sendi kekakuan
Hatiku remuk bagaikan dirajam belati
membaginya menjadi kepingan kepingan mozaik
yang menunggu kurcaci memadukannya untuk sang putri
dan membawanya melayang dalam halusinasi
Tiba-tiba gagapku menyerang bagaikan hepatitis
ketika lisanku tak dapat berkompromi
aku terus mencari dalih untuk menyela
tetapi nurani seakan tak berpaling
Ketika batinku telah bersua
aku mencoba menelaah kata per kata
dengan alunan dzikirullah
yang mengalir bagaikan gemericik air
Aku tahu itu adalah signal dari-Nya yang Maha Tinggi
Memberikan sandi-sandi kenaifan
untuk membuka pintu-pinti kehilafan
yang selama ini menutupi kalbu
bersembunyi dalam katup-katup kemunafikkan
Aku mulai yakin ketika kebenaran itu mulai terkuak
dibalik kelambu-kelambu ketakwaan
dan berdiri tegak di atas tiang keimanan
sehingga hany satu kata yang dapat terucap
Subhanallah,,,,,,,,,,
Maha suci Allah,,,,,,,,,,,,
Sang pemilik hati ini
menyusuri tepian kata-kata
menyibak makna dibalik celoteh
antara pujian dan sindiran
Dan ketika kutahu cemooh adalah racun
indah kurasa apabila tak ada spekulasi
yang menjadikan dedaunan enyah oleh sang bayu
menyatu dalam sendi-sendi kekakuan
Hatiku remuk bagaikan dirajam belati
membaginya menjadi kepingan kepingan mozaik
yang menunggu kurcaci memadukannya untuk sang putri
dan membawanya melayang dalam halusinasi
Tiba-tiba gagapku menyerang bagaikan hepatitis
ketika lisanku tak dapat berkompromi
aku terus mencari dalih untuk menyela
tetapi nurani seakan tak berpaling
Ketika batinku telah bersua
aku mencoba menelaah kata per kata
dengan alunan dzikirullah
yang mengalir bagaikan gemericik air
Aku tahu itu adalah signal dari-Nya yang Maha Tinggi
Memberikan sandi-sandi kenaifan
untuk membuka pintu-pinti kehilafan
yang selama ini menutupi kalbu
bersembunyi dalam katup-katup kemunafikkan
Aku mulai yakin ketika kebenaran itu mulai terkuak
dibalik kelambu-kelambu ketakwaan
dan berdiri tegak di atas tiang keimanan
sehingga hany satu kata yang dapat terucap
Subhanallah,,,,,,,,,,
Maha suci Allah,,,,,,,,,,,,
Sang pemilik hati ini
0 komentar:
Posting Komentar